Dra.Tetrayanti.M.Si
Palembang.Kompass Indonesia
Guru Dan Wali Murid Nyaris Adu Jotos Depan Siswa
Membantah dalam memberikan nilai
pilih kasih baik itu Anak Ketua Komite ‘
Diduga main Tembak hasil ujian
semester sebut saja ibu ani nama samaran wali murid Muhammad salah satu siswa SMP.N 54
Palembang pada Kompass Indonesia beberapa waktu lalu. Mengaku kecewa dengan
hasil penilaian dari pihak sekolah tersebut. Menurutnya anaknya seharusnya
Ranking 5 menjadi ranking 10 akibat dari perbuatan oknum guru Hera & Rusda salah satu guru pengajar di SMP.N 54
palembang. Kasus
tersebut terungkap ketika orang tua wali murid mengecek
jawaban anaknya dengan jawaban yang di nilai oknum guru tersebut. Setelah di
cek pada jawaban anaknya Mata pelajaran IPS seharusnya mendapat Nilai 96
Menjadi 65 dan Pendidikan Seni Nilai 95 Menjadi 85 menurut Ani ia tidak terima
karena ia tahu jawaban anaknya dinilai benar bukan berarti harus benar. Belum lagi ia cek ke sebelas mata pelajaran
lain. Akibatnya Ani mendatang pihak sekolah di depan Wartawan perdebatan tidak
terelakan bahkan salah satu guru tersebut sempat sama sama emosi.
guru dan wali murid nyaris adu jotos depan siswa.
Karena setelah di cek dengan jawaban ternyata
benar ada kekeliruan dalam jawaban
akhirnya kedua guru tersebut cek
kebenaran jawaban di Depan Dra Tetrayanti,M.Si Kepala Sekolah SMP.N 51
Palembang. akhirnya pihak sekolah
sepakat memberikan Nilai sebenarnya. Ani siap kalau Anaknya di Tes kalau
keliru. Saya juga seorang guru saya tahu pelajaran anak saya. Kejadian ini
sudah sering terjadi dengan anak murid yang sama.
Sementara Dra Tetrayanti,M.Si
Kepala Sekolah usai kejadian tersebut
Pada Kompass Indonesia permasalahan sudah selesai kekeliruan sudah diperbaiki. Ia menyayangkan
kejadian tersebut terjadi jelas. Wanita lulusan Unsri Jurusan IPA tahun 1982.
ia juga Membantah dalam memberikan nilai pilih kasih baik itu Anak Ketua
Komite, Anak guru. Yang menjadi nilai terbaik. Menurutnya kita memberikan nilai
sesuai kemampuan siswa. Karena kami ini dikenal sekolah unggulan.
Kejadian serupa sempat
beberapakali terjadi namun tidak ada tindak lanjut dari dinas terkait atas mutu
pendidikan. Beberapa kalangan pendidikan tarmizi mengaku bahwa kejadian
kesekian kali ini perlu ada perhatian serius dari dinas terkait. (Indra)
0 komentar:
Posting Komentar