Jakarta,KI
Sekolah adalah tempat menuntut ilmu bagi
siswa dan siswi untuk menjadi tunas-tunas muda harapan Bangsa di masa depan.
Dengan mengharapkan didikan dan bimbingan
dari guru-guru di sekolah agar bisa meresap dan menerima ilmu dari para guru
untuk bekalnya di masa depan, itulah yang di
harapkan pada setiap murid disekolah.
Bukan siksaan dan pukulan yang harus
diterima dari seorang guru, seperti yang dialami siswa kelas XI TSM 2 yang
dipukul kepalanya karena masalah absensi oleh guru yang bernama Tarja,dia
adalah guru Pembina siswa di SMK AL MUHADJIRIN yang beralamat dijalan.Pulau
Jawa raya Perumnas 3 Bekasi Jawa Barat.
Menurut pengakuan korban kepada KI saat
ditemui “ saya merasa tidak tahu” ketika saya masuk kekelas pada hari jum”at
siang, saya di panggil oleh pak Tarjat dan saya di suruh jongkok di hadapannya dan
kepala saya di bekap dengan tangannya
sambil bertanya “ kemrin kemana kamu tidak msuk? Saya menjawab” sayamasuk
pak” teman-teman tahu semuah” kemudian kepala saya dipukul, terus
menerus di lakukan sampai lima kali pukulan dikepala saya, kemudian saya
berontak dan saya bilang “ kok bapak main tangan apa kesalahan saya? Karena
kamu berbohong” jawaban pak Tarjat, padahalal saya masuk terus yang saya tidak
masuk hanya sekali.
Kejadian tersebut di saksikan murid-murid
yang ada di kelas dan guru pak Taufik yang mau mengajar pelajaran Matematika karena
pada saat kejadian memang sudah bel masuk, tapi kenapa disaat pak Tarjat yang
sedang memukuli murid di kelas,dan saat itu pak Taufik berada dikelas tetapi
dia tidak mencegahnya malah membiarka pak Tarjat memukulinya.
Murid-murid yang ada di kelas tidak bisa
berbuat apa-apa karena takut, hanya terdiam dan iba melihat temannya di pukuli
oleh guru.
Bukan hanya itu saja yang dilakukan pak Tarjat
kepada murid yang telah dia pukuli
masalah rambut juga dia permasalahkan dan mengapa pak Tarjat mengambil
HP murid tersebut, kenapa sudah dipukuli tapi HPnya diambil juga, sepertinya
pak Tarjat memperlakukan muridnya seperti maling HP di pukuli dan di ambil
HPnya.
Kenapa kelakuan seorang guru Pembina SMK AL
MUHADJIRIN Bekasi seperti tukang todong di pasar atau dijalan setelah korban
dipukuli lalu diambil HPnya, mengapa kelakuannya tidak mencerminkan tempat dia
mengajar AL MUHADJIRIN.
Memang seorang guru Pembina ini paling ditakuti
di sekolah AL MUHADJIRIN oleh murid-murid karena ringan tangannya, selalu
kepala murid yang jadi sasaran tangannya
menurut pengakuan pak Dede staf Tata Usaha disekolah AL MUHADJIRIN “
dulu juga pernah ada kasus pemukulan seorang guru pada muridnya dan orang tua
murid tidak menerima dan melaporkan kekantor polisi terdekat dan akhirnya guru
tersebut hanya d kenakan SP (surat peringatan) dan menempuh jalan damai dengan cara
kekeluargaan karena menurut pernyataan pak Dede masih ada famili dengan pihak
sekolah.
Saat KI menayakan tentang pak Tarjat kepada
pak Dede, dia bilang “pak Tarjat adalah guru Pembina siswa dan juga guru olah
raga, memang dia guru yang ditakuti anak-anak disni dulu ada murid yang tidak
memakai seragam sekolah karena memang belum dapat seragam, pak Tarjat melihat
dan memanggilnya kemudian murid yang tidak berseram datang dan di jitak
kepalanya.
Terbukti bahwa seorang guru Pembina siswa
pak Tarjat membina siswa di AL MUHADJIRIN denga keringanan tangannya, memukul,
menjitak dan terkadang mencubit siswa yang salah ,walau pun kesalahan itu
tiadak patal tapi main tangan sudah
bukan cara didik yang baik apalagi pemukulan di bagian kepala.
Kepada DEPDIKDAS Kota Madya Bekasi dan
DEPAG Kota Madya Bekasi agar menindak dengan tegas sekolah-sekolah Negri dan
Swasta yang memperlakukan sistim hukuman dengan main tangan /main pukul pada anak
didiknya seperti di SMK AL MUHADJIRIN dijalan. Pulau Jawa raya Perumnas 3
Bekasi Jawa Barat, karena seorang guru tugasnya mengajar bukan menghajar anak
didiknya.
Seluruh pihak keluarga tidak menerima
anaknya di pukuli oleh guru Pembina siswa di SMK AL MUHADJIRIN dan akan menindak lanjuti lewat jalur hukum
dan perlindungan anak.
0 komentar:
Posting Komentar